Tes pendengaran memiliki tujuan untuk mengetahui gangguan pendengaran, atau jika Anda merasa fungsi pendengaran berkurang. Tidak hanya orang dewasa perlu melakukan tes ini, namun usia bayi maupun anak-anak juga butuh melakukan tes pendengaran, khususnya untuk mengetahui kemampuan bayi mendengar. Berikut adalah ulasan mengenai jenis-jenis tes pendengaran dan fungsinya yang perlu Anda ketahui.
Tes Garpu Tala
Jenis tes yang pertama adalah tes garpu tala. Tes Rinne dan Weber adalah dua jenis tes garpu tala.
Pemeriksaan tes Rinne dilakukan pada satu telinga dan pada umumnya direkomendasikan pada pasien yang mengalami gangguan pendengaran konduktif.
Baca Juga : Pentingnya Melakukan OAE Hearing Test Pada Bayi
Ketika tes Weber, garpu tala dipukul kemudian ditempatkan pada tengah kepala. Setelah itu, pasien memberi tahu dokter di mana suara paling baik didengar, apakah di telinga kiri, kanan atau keduanya.
Otoacoustic Emissions (OAEs)
Jenis yang kedua adalah tes pendengaran otoacoustic emissions (OAEs). Jenis pengujian pendengaran ini menggunakan probe berukuran kecil yang dilengkapi dengan mikrofon dan speaker untuk merangsang koklea dan mengukur responnya. Jika gangguan pendengaran melebihi 25 sampai dengan 30 desibel, tidak akan ada suara yang diproduksi.
Fungsi dari tes otoacoustic emissions adalah untuk mengetahui apakah ada penyumbatan di saluran telinga, kelebihan cairan di telinga tengah, ataupun kerusakan pada sel rambut koklea. Tes ini juga sering dilakukan pada bayi yang baru lahir untuk skrining pendengaran.
Tympanometry
Tes tympanometry adalah untuk mengukur fungsi gendang telinga dan anatomi telinga bagian tengah. Pengukuran pergerakan gendang telinga ini dapat menentukan apakah ada penumpukan cairan yang berlebih, kotoran telinga, perforasi gendang telinga atau tumor. Biasanya tes tympanometry juga dilakukan bersamaan dengan tes audiometri nada murni.
Tes Audiometri Nada Murni
Selanjutnya adalah tes pendengaran audiometri nada murni. Dalam pemeriksaan ini, alat audiometer akan mengeluarkan nada murni yang dialirkan ke telinga pasien. Kemudian, pasien akan memberi tanda ketika ia mendengarkan nada murni, bisa dengan menunjuk atau menekan tombol yang sudah disediakan.
Baca Juga : Fungsi Gendang Telinga Untuk Pendengaran, Penting!
Tes Auditory Brainstem Response (ABR)
Tes ABR mengukur respons saraf pendengaran terhadap suara dengan cara menunjukkan seberapa baik telinga bagian dalam dan otak untuk pendengaran bekerja. Pada umumnya, tes ini digunakan untuk bayi baru lahir, usia anak-anak, orang dengan gangguan pendengarannya yang disebabkan oleh kerusakan otak.
Speech Testing
Jenis tes pendengaran ini digunakan untuk mengukur speech reception threshold (SRT), atau pembicaraan samar yang dapat Anda pahami 50 persen dari waktu. Tes ini diberikan dalam lingkungan yang tenang atau bising dan bertujuan untuk mengukur kemampuan Anda untuk memisahkan pembicaraan dan kebisingan latar.
Bone Conduction
Tes pendengaran ini dilakukan dengan menempatkan garpu tala bergetar pada tulang di belakang telinga Anda. Hal ini memungkinkan gelombang suara untuk melewati telinga luar dan tengah. Audiolog kemudian dapat mengetahui apakah telinga bagian dalam atau saraf pendengaran Anda mengalami masalah sensorineural.
Itulah ulasan kali ini mengenai jenis-jenis tes pendengaran dan fungsinya yang perlu Anda ketahui. Hubungi kami segera untuk mendapatkan informasi seputar pemeriksaan pendengaran yang bisa memberikan solusi mengenai masalah pendengaran Anda. Semoga bermanfaat ya!
Leave a Reply