Efek Jangka Panjang COVID-19 dan Gangguan Pendengaran

Covid 19 dan gangguan pendengaran

COVID-19, juga dikenal sebagai virus corona, kini telah dikaitkan dengan banyak komplikasi jangka panjang, termasuk kerusakan jantung, kerusakan paru-paru, dan gangguan neurologis. Penelitian yang sedang berkembang juga menyelidiki apakah ada hubungan antara covid 19 dan gangguan pendengaran atau oleh vaksinasinya.

Banyak jenis infeksi virus dan bakteri dapat menyebabkan gangguan pendengaran, tetapi bagaimana dengan infeksi akibat SARS-CoV-2?

Gangguan pendengaran akibat vaksin COVID-19

Dua penelitian yang diterbitkan dalam JAMA Otolaryngology-Head edisi Februari 2022 menilai apakah ada hubungan antara covid 19 dan gangguan pendengaran mendadak atau sudden deafness setelah menerima vaksinasi COVID-19. Satu studi dilakukan di Israel, dan satu di Amerika Serikat.

Dalam penelitian di Israel, yang melibatkan sekitar 2,5 juta orang, gangguan pendengaran mendadak terjadi hanya pada 91 orang setelah dosis pertama dan 79 orang setelah dosis kedua. Ini adalah angka yang sangat rendah, namun masih sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan, kata para peneliti. Semua orang menerima vaksin mRNA Pfizer-BioTech.

Sementara itu, sebuah penelitian di Amerika Serikat yang mengamati kumpulan data yang lebih kecil menemukan bahwa tingkat kehilangan pendengaran mendadak setelah vaksinasi tidak lebih tinggi dari yang biasanya Anda lihat pada populasi umum.

Manfaat vaksinasi lebih besar daripada risiko

Mengingat hasil dari dua penelitian ini, para ahli penyakit menular berpendapat bahwa manfaat menerima vaksin COVID-19 lebih besar daripada resikonya.

Gangguan pendengaran mendadak sebagai gejala awal

Berdasarkan laporan kasus, tampaknya gangguan pendengaran mendadak jarang menjadi gejala awal virus corona. Laporan di Juni 2020, misalnya, beberapa pasien Iran melaporkan gangguan pendengaran di satu telinga, tinitus dan vertigo. Dalam laporan lain tentang gangguan pendengaran sensorineural mendadak dan COVID-19, seorang laki-laki Mesir tanpa gejala virus corona lainnya mengalami gangguan pendengaran mendadak, dan kemudian dites positif terkena virus corona.

Gangguan pendengaran sebagai efek jangka panjang

Hal yang lebih sering terjadi adalah gangguan pendengaran, tinitus, atau pusing di kemudian hari dalam proses infeksi, yang berarti masalah ini bukan bagian dari gejala awal tetapi berkembang beberapa hari hingga minggu kemudian. Setidaknya dalam JAMA di bulan Februari 2021 terdapat data tentang komplikasi pendengaran yang diperkirakan:

  • 7,6% melaporkan gangguan pendengaran
  • 14,8% melaporkan tinnitus
  • 7,2% melaporkan vertigo

Namun, para peneliti menekankan bahwa masih d iperlukan upaya penelitian yang besar dan komprehensif.

Selain itu juga, pada Oktober 2020, jurnal medis BMJ Case Reports menerbitkan studi kasus seorang laki-laki Inggris berusia 45 tahun yang menderita tinnitus dan gangguan pendengaran mendadak di satu telinga setelah ia sakit kritis akibat COVID-19. Untungnya, pendengarannya pulih sebagian setelah dia menerima pengobatan steroid untuk gangguan pendengarannya.

Meskipun tidak mungkin untuk membuktikan bahwa COVID-19 secara langsung menyebabkan gangguan pendengarannya, penulis penelitian menjelaskan, kemungkinannya tetap ada terutama karena orang tersebut tidak menerima obat apa pun yang menyebabkan gangguan pendengaran sebagai efek samping (dikenal sebagai ototoksisitas).

Secara keseluruhan, penelitian menunjukkan bahwa gangguan pendengaran dan tinnitus bukanlah gejala umum dari infeksi COVID-19; juga tidak dianggap sebagai komplikasi umum saat penyakit berkembang.

Namun, jika Anda positif COVID-19 dan mengalami gangguan pendengaran mendadak, cari perawatan medis segera untuk meningkatkan peluang Anda mendapatkan kembali pendengaran Anda.

Sampai saat ini, masih diperlukan lebih banyak penelitian sebelum kita sepenuhnya memahami bagaimana virus corona mempengaruhi pendengaran dan keseimbangan. Saat pandemi mereda dan penelitian bergeser ke efek jangka panjang, peneliti kemungkinan akan mulai belajar lebih banyak untuk melihat kemungkinan efek jangka Panjang dari Covid 19 dan gangguan pendengaran.